I Wayan Mudita
STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu

DAMPAK DEGRADASI MORAL TERHADAP PERILAKU REMAJA HINDU DI KECAMATAN BALINGGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG I Wayan Mudita
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 9 No 2 (2018): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.722 KB) | DOI: 10.36417/widyagenitri.v9i2.240

Abstract

Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang akan menjadi penerus dalam berbagai bidang kegitatan untuk meningkatkan kesejahteraan dalam berbagai bidang. Namun dengan adanya dampak degradasi moral remaja yang merupakan kemerosotan atau penurunan nilai-lilai moral, dan budhi pekerti pada prilaku remaja yang menyebabkan semakin banyaknya remaja di Kecamatan Balinggi yang melawan orang tua, terlibat perkelahian antar remaja, terjadinya kasus hamil diluar peranikah, perjudian penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan minum minuman keras.Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1.) dampak degradasi moral terhadap prilaku remaja Hindu dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, lingkungan sosial, pergaulan, dan teknologi informasi. 2.) Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi dampak degradasi moral yaitu, aktifitas positif remaja, lingkungan keluarga, penyediyaan sarana dan prasarana yang mendukung aktifitas remaja dengan dukungan orang tua dan kesadaran dari remaja itu sendiri untuk berubah menjadi seorang anak/remaja yang mempunyai prilaku yang baik (suputra)
PENGARUH SIKAP DAN GENDER TERHADAP PRESTASI BELAJAR AGAMA HINDU DI SMA I Komang Kartia; Made Antara; I Wayan Mudita
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 11 No 1 (2020): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v11i1.310

Abstract

Prestasi belajar merupakan tolak ukur kemampuan siswa setelah melakukan kegiatan belajar selama periode waktu tertentu. Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sikap dan gender. Sikap adalah suasana saling ketergantungan yang merupakan kewajiban untuk menjamin keberadaan manusia. Gender merupakan behavioral differences (perbedaan perilaku) antara perilaku laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial. Perbedaan sikap dan gender yang dimiliki masing-masing siswa memunculkan prestasi belajar yang berbeda-beda pula, seperti halnya sikap dan gender mempengaruhi prestasi belajar Agama Hindu di SMA Negeri 1 Torue. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu adakah pengaruh positif sikap dan gender terhadap prestasi belajar Agama Hindu di SMA Negeri 1 Torue. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh positif sikap dan gender terhadap prestasi belajar Agama Hindu di SMA Negeri 1 Torue. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan metode angket/kuesioner dan dokumentasi, setelah data diperoleh peneliti menganalisis data untuk mencari kebenaran data dengan menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik serta uji hipotesis. Selanjutnya data dipaparkan dan ditarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel Independen (Xi) berpengaruh sangat nyata terhadap variabel dependen (Y), yang ini ditunjukkan dengan nilai Fhitung sebesar 4,078 > Ftabel α=5% (1,68). Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,129 menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel bebas sebesar 12,90%, hal ini menunjukkan bahwa 12,90% prestasi belajar Agama Hindu dipengaruhi oleh sikap dan gender, sedangkan 87,10% disebabkan oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian.
PEMAHAMAN MASYARAKAT HINDU TERHADAP UPACARA MEGEDONG-GEDONGAN DI DESA KAYU CALLA KECAMATAN KAROSSA KABUPATEN MAMUJU TENGAH PROVINSI SULAWESI BARAT I Ketut Subadi; I Ketut Suparta; I Wayan Mudita
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 12 No 3 (2021): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v12i3.359

Abstract

Upacara megedong-gedongan adalah upacara bayi dalam kandungan yang disucikan oleh umat Hindu. Masyarakat Hindu di Desa Kayu Calla Kecamatan Karossa Kabupaten Mamuju Tengah sebagian besar masyarakatnya tidak melaksanakan upacara megedong-gedongan tersebut. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah pemahaman masyarakat Hindu terhadap upacara megedong-gedongan di Desa Kayu Calla Kecamatan Karossa Kabupaten Mamuju Tengah Provinsi Sulawesi Barat ?, 2. Apakah faktor penyebab masyarakat Hindu tidak melaksanakan upacara megedong-gedongan di Desa Kayu Calla Kecamatan Karossa Kabupaten Mamuju Tengah Provinsi Sulawesi Barat ?. Secara khusus tujuan diadakan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pemahaman masyarakat Hindu terhadap upacara megedong-gedongan di Desa Kayu Calla Kecamatan Karossa Kabupaten Mamuju Tengah Provinsi Sulawesi Barat. 2. Untuk mengetahui faktor penyebab masyarakat Hindu tidak melaksanakan upacara megedong-gedongan di Desa Kayu Calla Kecamatan Karossa Kabupaten Mamuju Tengah Provinsi Sulawesi Barat. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori persepsi dan teori perubahan social. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan objek penelitiannya pemahaman masyarakat Hindu terhadap upacara megedong-gedongan di Desa Kayu Calla. Penentuan informan dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Analisis data yang digunakanpenelitianinireduksi data, penyajian data, penarikan dan vrifikasi kesimpulan. Dari penelitian yang telah dilakukan menunjukan hasil yaitu : 1. Pemahaman masyarakat Hindu terhadap upacara megedong-gedongan di DesaKayu Calla yaitu: a) Upacara pembersihan terhadap janin yang masih berada dalam kandungan b) Upacara janin dalam kandungan agar janin mendapatkan berkah, dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa, 2. Faktor penyebab masyarakat Hindu tidak melaksanakan upacara megedong-gedongan di Desa Kayu Calla adalah: a) Masyarakat tidak terbiasa melaksanakan upacara megedong-gedongan karena faktor orang tua yang tidak pernah melaksanakan pada saat masih tinggal di bali, b)Kurangnya pengetahuan masyarakat Hindu terhadap upacara megedong-gedongan, c)Kurangnya pembinaan dari tokoh-tokoh umat kepada masyarakat Hindu di Desa Kayu Calla.
PERSEPSI MASYARAKAT HINDU TERHADAP UPACARA MENEK KELIH Ni Gusti Ketut Seruni; I Wayan Mudita; Ketut Yasini
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 13 No 1 (2022): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v13i1.440

Abstract

Upacara menek kelih merupakan ungkapan rasa syukur orang tua, memohon keselamatan kehadapan Sang Hyang Semara Ratih agar diberikan jalan yang baik dan benar. Upacara menek kelih wajib dilaksanakan agar mejadi anak yang suputra. Sebagian masyarakat Hindu khususnya di Desa Tovalo tidak melaksanakan upacara menek kelih. Rumusan masalah:(1) Bagaimana Persepsi Masyarakat Hindu Terhadap Upacara Menek kelih?(2) Apa Faktor Penyebab Masyarakat Hindu Tidak Melaksanakan Upacara Menek kelih?. Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif. Teori digunakan, teori persepsi dan teori perubahan sosial. Metode pengumpulan data observasi, wawancara, dokumentasi dan study kepustakaan. Teknik analisis data, reduksi data, penyajian data, kesimpulan. Penentuan informan secara Purposive Sampling. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil, Persepsi Masyarakat Hindu Terhadap Upacara Menek kelih:(1) Ucapan terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widhi,(2) sebagai pembersihan,(3) Melepas masa kanak-kanak,(4) Ungkapan rasa syukur orang tua, (5) Perubahan tingkah laku. Persepsi tidak melaksanakan:(1) Kurang memahami pentingnya upacara menek kelih,(2) tidak perlu dilaksanakan secara terpisah. Faktor Tidak Melaksanakan:(1) Masyarakat tidak melaksanakan karena keluarga,(2) Masyarakat tidak melaksanakan karena faktor ekonomi,(3) kurangnya pembinaan tokoh umat kepada masyarakat Hindu.